Programmer, Uncategorized

Kenapa Programmer?

Catatan Saya tentang kenapa memilih bekerja sebagai Programmer

Setiap hari, dari Senin sampai Jumat setiba dikantor, seringkali Saya lah orang pertama yang membuka pintu ruangan dan menyalakan lampu-lampu, membuka pintu server, dan menyalakan televisi sekedar untuk meriuhkan suasana yang sepi. Seperti biasa, televisi selalu menjadi teman pertama untuk merefresh otak agar bisa dipakai selama kurang lebih 8 jam untuk bekerja nanti. Entah tontonan gossip entertainment khas nya Emak-Emak Jaman Now atau kartun pagi yang menurut Saya kadang bikin jengkel sendiri atau sok-sokan jadi aktivis yang ngikutin update-an berita setiap harinya, yang penting sampai kantor tv dinyalakan untuk menaikkan mood yang bakal dipakai untuk menghadapi bahasa pemrograman yang menurut Saya terkadang njelimet tapi bikin nagih buat diselesin tiap partnya alias kalau ga selesei satu part itu bikin ga bisa beranjak dari tempat duduk.

Programmer…

Seperti headline yang Saya buat kali ini, Saya akan menceritakan kenapa Saya pada akhirnya memilih utuk bekerja sebagai Programmer. Ya walaupun engga jago-jago amat, karena masih banyak para programmer pro di luar sana yang jago masalah utak-utik sistem, tapi tetep aja programmer se junior apapun title-mu ya “Programmer“.

.  .  .

Januari, 2016.

Momen pertama kali Saya terjun resmi sebagai seorang programmer adalah ketika secara tidak langsung Saya diterima disebuah pekerjaan yang ternyata di fungsikan untuk menangani IT. Padahal, Saya mendaftar untuk posisi administrasi. Kaget? iya pasti. Bahkan bisa dikatakan, Saya sempat merasa senang frustasi karena ditempatkan sebagai pengelola IT. Tapi Saya ambil pelajaran dan hikmahnya, bahwa Saya ditempatkan disini untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah Saya terima saat kuliah dan mengembangkannya.

At least, kesan pertama Saya diposisikan sebagai pengelola IT dan jaringan adalah ‘what the!!!’. Ilmu yang Saya dapat saat kuliah jauh sekali dari apa yang dibutuhkan di dunia industri kerja. Jadi buat kamu yang dapet IPK tinggi waktu kuliah, ga usah bangga dulu.

Hello, IPK tinggi ga menjamin loe bakal sukses di dunia kerja. Karena yang bisa bikin loe survive di dunia kerja adalah kemampuan adaptasi loe dalam menghadapi atasan loe dan kerjaan seabrek. So please, ga usah bangga dulu sama IPK yang loe dapet.”

Saya mulai menghadapi beberapa macam kerjaan dari yang di bujuk rayu untuk membuat sebuah Sistem Informasi satu, dua, dan beranak pinak entah sampai kapan berhenti, narik kabel buat jaringan sana-sini satu lantai dan dilanjut lantai-lantai lainnya, sampai hal-hal kecil benerin komputer dari sound nya ga keluar lah, browser nya putihan lah, dan pritil-pritilan lainnya yang kadang bikin gemes sendiri karena solusinya bisa cuma 1 langkah misal pencet refresh dan itu ga dilakuin sama yang punya komputer.

Juli, 2016.

Gejolak pekerjaan Saya sebagai Programmer pun diuji. Saya diberi mandat untuk membuat Sistem Informasi Kepegawaian yang mana sebenarnya sudah ada sistem serupa di tempat kerja Saya. Namun, Saya tetap berusaha untuk mengerjakan mandat tersebut karena Saya sendiri merasa tertantang untuk mengerjakannya. Mulai dari data, alur prosesnya sampai keluarannya Saya konsultasikan agar Saya bisa membuat Sistem Informasi yang dikehendaki.

Dari pukul 8 pagi sampai 4 sore hampir setiap hari selama 1.5 bulan Saya habiskan untuk ngoding, browsing kode, dan benerin ini itu. Yupp, bukan perkara mudah buat Saya yang sebenarnya notabene bukan programmer pro untuk menyelesaikan 1 Sistem Informasi yang memiliki fungsi cukup banyak dan rada njelimet itu. Saya masih mengandalkan bantuan online dari https://stackoverflow.com/http://ilmukomputer.com/, dan berbagai situs lainnya. Terkadang Saya mengeluh, sambat sama teman sekantor, bahkan menangis saat menemui kendala yang ga bisa diseleseiin saat itu. Karena Programmer se Pro apapun juga manusia biasa apalagi Saya yang masih tingkat bawah. Hehehe,, Jadi wajar aja, kalau selalu ada waktu mengeluh dan merasa jenuh saat ngoding dalam waktu yang yaaa cukup lama.

programmer se junior apapun title-mu ya “Programmer“.

Terakhir, tapi bukan ending…

Saya banyak belajar dari posisi Saya saat ini. Saya menikmati proses yang Saya alami saat asyik ngoding dan sebel kalau ada temen kerja yang gangguin entah karena masalah sepele atau masalah penting. Saya bisa galau bahkan stress karena ngoding. Saya juga bisa puas sekali saat Sistem Informasi yang Saya buat digunakan dengan baik oleh user tanpa kendala apapun. Saya belajar untuk sabar dan mempertahankan logika Saya dalam melakukan proses koding. Dan inilah alasan Saya kenapa sampai saat ini Saya masih bertahan untuk bekerja di bagian IT khususnya Programmer.

“Saya bukan Programmer Handal. Tapi Saya menikmati setiap prosesnya [read : ngoding]. Dan inilah cerita Saya tentang kenapa memilih Programmer. 🙂 

3 thoughts on “Kenapa Programmer?”

  1. Ouh begitu ya kaa, Sama halnya dengan teori tidak sesuai dengan disegi lapangannya
    Kerja, sama halnya dengan belajar lagi seperti disekolah, cuma kita yang harus benar benar mengembangkannya
    Makasih yaa☺
    Saya masih smk soalnya hhe

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.